a. Floodlight
Floodlight yakni bentuk paling sederhana dalam khasanah lampu panggung. Bohlam dan reflektor diletakkan dalam sebuah kotak yang sanggup diarahkan ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah untuk mengatur jatuhnya cahaya. Tidak ada pengaturan khusus lain yang dilakukan mirip pengaturan bentuk, ukuran sinar, dan fokus. Sinar cahaya yang dihasilkan menyebar membuat besaran area yang disinari tergantung dari jarak lampu terhadap objek.
Keterbatasan, lampu flood membuat tidak efektif dipakai untuk menyinari pemeran. Sifatnya yang mengandalkan jarak membuat sinar cahaya mengabur pada objek yang jauh. Luas area penyinaran lampu flood sangat tergantung pada besar watt dan reflektor yang digunakan. Artinya lampu flood standar dengan kekuatan 1000 watt bisa menyinari area lebih luas dibandingkan berkekuatan 500 watt. Lampu flood efektif untuk menyinari backdrop atau objek dengan jarak dekat. Lampu flood yang memakai watt besar dan dikhususkan untuk menyinari backdrop disebut cyc-light.
Gambar1. Cyc-light
Lampu flood sanggup dikombinasikan dengan merangkai beberapa lampu dalam satu wadah (compartment). Warna diatur sedemikian rupa sehingga dalam satu kotak terdapat beberapa lampu yang mempunyai warna sama. Beberapa lampu flood yang dirangkai dalam satu kotak dan digantung di atas panggung disebut dengan batten atau striplight (lampu strip).
Gambar 2. Lampu strip
Fungsi lampu strip yakni untuk menyinari backdrop dari atas. Tetapi kalau rangkaian lampu diletakkan di panggung depan bawah bertujuan untuk menyinari pemain drama dari bawah dinamakan footlight (lampu kaki). Jika rangkaian lampu strip diletakkan di bawah tetapi tidak di bab depan panggung dengan tujuan untuk menyinari backdrop atau objek tertentu dari bawah disebut
groundrow.
b. Beamlight
Lampu beam yakni lampu yang mempunyai reflektor tapi tidak memakai lensa. Cahaya yang dihasilkan tidak melebar (sempit). Lampu beam dipakai mirip lampu PAR. Kemampuannya untuk mengubah ukuran cahaya, sehingga sangat digemari para penata cahaya dan sering difungsikan sebagailampu follow spot yang lembut (Fraser, 2007:48). Lampu beambisa dipasangi filter warna.
Gambar 3. Beamlight
c. Scoop
Lampu scoop yakni lampu flood yang memakai reflektor ellipsoidal dan sanggup dipakai untuk banyak sekali macam keperluan. Sinar cahaya yang dihasilkan memancar secara merata dengan lembut. Lampu scoop ada beberapa jenis yang dirancang khusus untuk bohlam tertentu. Ada yang memakai bohlam pijar biasa ada yang memakai bohlam tungsten. Tetapi secara umum, scoop sanggup memakai bohlam pijar dan tungsten-halogen.
Gambar 4. Scoop
Lampu scoop sangat efisien untuk menerangi areal terbatas. Karakter cahayanya yang lembut membuat lampu scoopsangat ideal untuk memadukan warna cahaya. Selain dipakai untuk panggung teater dan teater boneka, scoop juga dipakai dalam studio televisi, studio fotografi, dan gedung yang membutuhkan penerangan khusus mirip museum.
d. Fresnel
Fresnelmerupakan lampu spot yang mempunyai garis batas sinar cahaya yang lembut. Lampu fresnel memakai reflektor spherical dan lensa fresnel. Karena huruf lensa bergerigi pada sisi luarnya maka bab tengah lingkaran cahaya yang dihasilkan lebih terang dan meredup ke arah garis tepi cahaya. Pengaturan ukuran sinar cahaya dilakukan dengan menggerakkan bohlam dan reflektor mendekati lensa. Semakin akrab bohlam dan reflektor ke lensa maka lingkaran sinar cahaya yang dihasilkan semakin besar. Sifat lingkaran cahaya yang lembut memungkinkan dua atau lebih lampu fresnel memadukan warna cahaya pada objek atau area yang disinari.
Gambar 5. Lampu fresnel
Kekurangan dari lampu fresnel yakni intensitas cahaya tertinggi ada pada sentra lingkaran cahaya sehingga kalau seorang pemain drama bangun agak jauk dari sentra lingkaran cahaya, maka ia kurang menerima cukup cahaya.Karena sifat cahayanya yang sedikit menyebar, maka kalau jarak lampu terlalu jauh dari objek sebaran cahayanya akan menerobos ke objek lain.
e. Profil
Lampu profil termasuk lampu spot yang memakai lensa planno convex sehingga lingkaran sinar cahaya yang dihasilkan mempunyai garis tepi yang tegas. Dengan mengatur posisilensa, maka lingkaran sinar cahaya bisa disesuaikan. Jika lampuprofil dalam keadaan fokus maka batas lingkaran cahaya akanjelas terlihat dan kalau tidak fokus batas lingkaran cahayanya akanmengabur. Lampu profil dipakai alasannya besaran lingkaran cahaya dan derajat penyinarannya bisa diatur sedemikian rupa. Selain bentuk sinar cahaya yang melingkar lampu profil dapat membentuk cahaya secara fleksibel dengan pertolongan shutter. Shutter atau epilog cahaya ini terpasang di empat sisi (atas,bawah, kanan, dan kiri). Dengan mengatur posisi shutter ini makabentuk cahaya yang dinginkan sanggup dikreasikan.
Gb.6 Lampu profil
Di Amerika lampu profil disebut ERS (Ellipsoidal Relfector Spotlight) atau lampu spot yang memakai reflektor ellipsoidal, juga disebut lekolite atau leko (di Indonesia sering disebut lampu elips atau profil. Bentuk dan ukuran lampu profil dibentuk untuk kepentingan pencahaayan panggung. Lampu profil atau ERS memiliki tiga jenis lampu yaitu standard, bifocal, dan zoom. Lampu standar memakai satu lensa. Pengaturan fokusnya dengan mendekatkan lensa ke bohlam.
Lampu bifocal yakni lampu profil standar yang dilengkapi dengan shutter suplemen yang diletakkan di luar fokus sehingga lampu sanggup menghasilkan lingkaran cahaya yang tegas dan lembut sekaligus. Saat ini, lampu bifocal sudah tidak diterbitkan lagi.
Sedangkan lampu zoom yakni lampu profil dengan menggunakan dua lensa planno convexyang dipasang secara berhadap-hadapan. Lensa yang pertama mengatur fokus (seperti pada lampu profil standar) dan lensa kedua mengatur ukuran lingkar sinar cahaya. Kombinasi lensa yang dilakukan pada lampu standar dan bifocal sanggup mengubah ukuran lingkaran sinar cahaya tetapi dengan kemungkinannya terbatas. Dengan menggunakan lampu zoom ukuran lingkaran sinar cahaya sanggup diatur pada sebarang titik (nilai) antara minimal dan maksimal hanya dengan menggeser tombol atau pegangan (knob) yang telah disediakan.
Gambar 7. Lekolite
f. Pebble Convex
Struktur lampu pebble convex sama dengan fresnel, perbedaannya terletak pada penggunaan yakni digunakannya lensa pebble convex. Pada mulanya, terdapat pula lampu semacam ini dengan memakai lensa planno convex dan disebut dengan lampu PC. Lampu PC (planno convex) sudah jarang sekali dipakai atau mungkin sudah tidak diproduksi lagi dan dikala ini masih dipakai dalam pementasan teater (terutama di Eropa) yakni lampu pebble convex. Sehingga istilah lampu PC sekarang ini merujuk pada lampu berlensa pebble convex. Untuk mengatur ukuran lingkaran sinar cahaya, lampu dan reflektor didekatkan ke lensa. Karena memakai lensa pebble convex maka garis sinar cahaya yang dihasilkan berada di antara fresnel yang berkarakter lembut dan profile yang berkarakter tegas. Lampu ini sangat bermanfaat ketika garis sinar cahaya yang tegas tidak diperlukan sementara garis sinar cahaya yang lembut terlalu kabur.
Gambar 8. Lampu dengan lensa jenis pebble convex
g. Follow Spot
Lampu follow spot yakni lampu yang dikendalikan langsung oleh operator untuk mengikuti gerak laris pemain drama di atas panggung. Karena dikendalikan secara manual, maka lampu follow spot mempunyai struktur yang besar lengan berkuasa secara optik maupun mekanik. Keseimbangan diatur sedemikian rupa sehingga gerak ke atas dan ke bawah, ke kanan dan kekiri sanggup mengalir dengan baik. Pengaturan besar kecilnya ukuran lingkaran sinar cahaya, fokus, dan warna diatur oleh operator. Lampu follow spot memerlukan dudukan (stand) khusus yang sanggup diputar dan diatur tinggi rendahnya. Untuk lampu yang berukuran besar, stand yang digunakan biasanya mempunyai roda sehingga memudahkan dalam memindahkan lampu dari daerah satu ke daerah lain. Lampu follow spot memakai bohlam jenis discharge yang besar lengan berkuasa menahan panas tinggi, bisa menahan goncangan dan sanggup menghasilkan intensitas cahaya tinggi. Penggunaan bohlam discharge tidak memungkinkan lampu dikontrol secara elektrik alasannya sifatnya hanya on-off dan tidak bisa di redup-terangkan. Garis lingkaran sinar cahaya sangat terang terlihat. Lampu ini biasanya mengikuti atau menyorot seorang pemeran secara khusus dalam areal khusus.
Gambar 9. Lampu follow spot
h. Lampu PAR
PAR dari parabolic aluminized reflecto sanggup ditulis par adalah lampu yang bohlam, reflektor, dan lensa terintegrasi. Unit lampu par memakai lensa parabolik. Karena lampu par adalah berbentuk satu kesatuan (unit) maka ukuran sinar cahaya tidak dapat diadaptasi kecuali dengan mengganti lampu. Ukuran diameter dan watt lampu par bermacam-macam, yang umum digunakan yakni par 36, 38, 46, 56, dan 64. Daya yang digunakan berkisar antara 50 watt hingga dengan 1000 watt.
Besaran sinar cahaya yang dihasilkan tergantung dari ukuran diameter lampu. Sedang intensitas dan jarak cahaya tergantung dari besaran daya. Meskipun lampu par memungkinkan menggunakan bohlam jenis discharge, tetapi untuk keperluan panggung bohlam yang dipakai berjenis tungsten halogen. Lampu par ditempatkan dalam wadah (housing) yang disebut par can atau kaleng par yang memungkinkan lampu untuk digerakkan, diarahkan, dan diberi warna. Ukuran wadah menyesuaikan ukuran lampu yang akan dipasang. Sinar cahaya yang dihasilkan berkarakter lembut dan lebih berbentuk oval ketimbang circular (melingkar).
Gambar 10. Lampu PAR
PAR merupakan lampu yang efektif dalam menghasilkan sinar. Lampu ini sering dipakai pada pentas pertunjukan musik di dalam maupun di luar gedung dan bisa menghadirkan cahaya yang kuat. Karena ukuran telah ditentukan, maka pemilihan lampu par sangat tergantung dari luas dan jarak area yang akan disinari.
i. Lampu Efek
Lampu imbas yakni lampu yang menghadirkan cahaya khusus untuk kepentingan tertentu. Misalnya, dalam sebuah pertunjukan teater menghendaki lukisan cahaya yang penuh fantasi, atau ingin menampilkan situasi dengan pencahayaan yang memiliki makna tertentu bagi para pemain drama dan penonton, maka digunakan lampu imbas yang sanggup membuat banyak sekali macam lukisan cahaya tersebut. Terdapat macam lampu imbas tetapi sangat tergantung kebutuhan dan kepentingan artistik pementasan.
Gambar 11. Bermacam-macam lampu efek
j. Lampu Practical
Lampu practical yakni lampu yang dipakai sehari-hari tetapi diharapkan dalam sebuah pementasan. Misalnya lampu belajar, lampu gantung atau lampu hiasan dinding. Dalam pertunjukan teater yang memerlukan latar dongeng realis berdasar pada kenyataan, tata panggung dibentuk ibarat keadaan sebenarnya. Jika dalam dongeng menghendaki lampu gantung di satu rumah glamor maka lampu tersebut harus dihadirkan. Jika cerita terjadi malam hari dan lampu tersebut harus dinyalakan maka lampu gantung itupun dinyalakan. Karena keadaan di panggung secara teknis berbeda dengan kenyataan, maka kiprah penata lampu yakni mengatur teknik pencahayaan sehingga sumber cahaya seakan-akan hanya berasal dari lampu gantung.
k. Intelligent Lighting
Intelligent lighting yakni lampu panggung yang memiliki kemampuan dikontrol otomatis atau mekanis, tidak mirip lampu konvensional lain. Lampu jenis ini mempunyai kemampuan imbas yang kompleks dan sanggup diatur atau dirancang penggunaannya melalu sebuah program. Oleh alasannya itu jenis lampu ini sering disebut sebagai lampu otomatis, moving lights, dan moving heads.
Gambar 12. Moving Head dan Scanner
Banyak pabrikan yang membuat dan mematenkan jenis lampu ini, termasuk penggunaan dan pengembangan teknologi. Ada yang memakai penyinaran secara pribadi dan teknik pengarahan cahaya dengan menggerakkan lampu secara otomatis (moving head). Ada pula yang memakai cermin untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya (scanner). Kemampuan otomatis lampu ini tidak hanya dalam gerak dan pengarahan cahaya tetapi juga untuk imbas yang lain seperti geser kanan-kiri, naik-turun, redup-terang, menentukan gobo, memutar gobo, mengganti warna cahaya, mencampur warna cahaya, zoom, fokus, dan reset. Semua fungsi diatur ke dalam channel kontrol tata cahaya dengan memakai konsol khusus. Konsol akan mengirimkan sinyal data ke lampu dengan salah satu dari 3 cara yaitu analog, digital, dan Ethernet (masih dalam proses pengembangan).
l. Lampu LED
Light Emitting Diodemerupakan jenis lampu yang menggunakan bohlam dengan teknologi dioda. Lampu LED awalnya dipakai sebagai lampu indikator dalam berbagai peralatan elektronik. Karena jenis lampu ini populer ekonomis energi, tahan lama, berukuran kecil, cepat dinyala-matikan dan memiliki ketahanan lebih, maka pengembangannya merambah ke berbagai penggunaan, termasuk di khasanah lampu panggung.
Gambar 13. Berbagai macam lampu LED
Jenis dan fungsi lampu panggung konvensional mirip profil, fresnel, par, dan imbas sanggup terwakili oleh lampu LED. Karena di setiap titik lampu telah terkandung cahaya merah, biru, dan hijau, sehingga lampu LED tidak membutuhkan filter untuk berganti warna. Cukup dengan membuat kegiatan komposisi dan intensitas tiga warna primer cahaya, lampu sudah bisa berganti-ganti warna. Pemrograman dilakukan untuk mengontrol dan mengkomposisi elemen warna cahaya. Kehadiran lampu LED di atas panggung tergolong gres namun kemampuannya bisa disejajarkan dengan lampu panggung konvensional.