Padi sebagai flora yang dibudidayakan dengan contoh tanam serentak, pada ketika dipanen membutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak biar panen sanggup dilakukan sempurna waktu. Kebutuhan tenaga kerja yang besar pada ketika panen ini menjadi persoalan pada daerah-daerah tertentu yang penduduknya sedikit.
Salah satu perjuangan yang sanggup dilakukan untuk mengatasi persoalan kekurangan tenaga kerja yaitu dengan cara meningkatkan kapasitas dan efisiensi kerja dengan memakai mesin panen.
Keuntungan memakai mesin panen antara lain lebih efisien dan biaya panen per hektar sanggup lebih rendah dibanding cara tradisional.
Sebelum flora biji - bijian sanggup dipasarkan, biji harus dipisahkan terlebih dahulu dari tangkainya, menyerupai padi dari jerami, jagung dari tongkolnya, kedelai d ari pohonnya dan lain, sebagainya. Mesin -mesin yang berbeda dibutuhkan untuk memisahkan biji dari bab flora yang mengikatnya, sesuai dengan jenis flora yang dipanen.
Ada tiga macam cara panen padi di Indonesiayaitu (a) secara Tradisional (ani-ani), (b) secara Manual, flora padi dipotong panjang memakai sabit untuk selanjutnya dirontok memakai cara gebot, dan (c) secara Mekanis, padi dipotong pendek atau dipotong panjang memakai sabit; mesin Moweratau mesin Reaper.
Teknologi Panen padi memakai mesin pemanen reaper belum begitu terkenal di tingkat petani. Mesin ini sanggup digunakan untuk memanen flora biji-bijian menyerupai padi, gandum, sorgum dan sebagainya. Untuk digunakan panen padi, prinsip kerjanya menyerupai dengan cara panen memakai sabit, bekerja hanya memotong dan merebahkan tegakan flora padi di sawah. Mesin ini sewaktu bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan flora dan menjatuhkan atau merobohkan flora tersebut kearah samping (disebut mesin Reaper), dan ada pula yang mengikat flora yang terpotong menjadi menyerupai berbentuk sapu lidi ukuran besar (disebut mesin Reaper Binder). Hasil panen yang direbahkan memakai mesin Reaper ini selanjutnya akan dirontok memakai perkakas atau mesin tertentu, misalnyaThresher. Karena ada banyakjenis dan tipe mesin Reaper yang beredar di pasaran dan masing-masing mempunyai keunggulan dan kelebihan, maka setiap produsen atau pabrikan mesin Reaper selalu menyertakan buku wacana : (1) Petunjuk Operasional; (2) Leaflet atau Booklet; (3) Daftar suku cadang dan atau alamat biro purna jual; serta informasi-informasi lain yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin tersebut.
Ada beberapa jenis mesin panen padi, yaitu
a. Reaper (windrower), yang hanya memotong dan merebahkan hasil pecahan dalam alur, atau collection type reaper yang memotong dan mengumpulkannya.
b. Binder, mesin yang memotong dan mengikat
c. Combine harvester, mesin yang memotong dan merontokkan
Dalam menentukan mesin yang sempurna untuk pemanenan padi, maka hal-hal berikut harus dipertimbangkan:
- Unjuk kerja dan upah dari buruh panen dengan cara tradisional
- Harga, biaya perawatan, umur, kinerja, dsb, dari setiap mesin
- Ukuran petakan lahan
- Tinggi malai padi, kemudahan rontok
- Tingkat kekeringan dan daya dukung tanah pada ketika panen
- Cara pengumpulan, pengeringan, transportasi, perontokan dan pengeringan gabah sesudah pemotongan.
1) Mesin Reaper
Reaper merupakan mesin pemanen untuk memotong padi sangat cepat. Prinsip kerjanya menyerupai dengan cara kerja orang panen memakai sabit. Mesin ini sewaktu bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan flora dan menjatuhkan atau merobohkan flora tersebut kearah samping mesin reaper dan ada pula yang mengikat flora yang terpotong menjadi menyerupai berbentuk sapu lidi ukuran besar. Pada ketika ini terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu reaper 3 row, reaper 4 row dan reaper 5 row.
Bagian komponen mesin reaper yaitu sebagai berikut :Kerangka utama terdiri dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas kopling, tuas pengatur ke-cepatan, tuas kopling pisau pemotong yang merupakan kawat baja, unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisi yang terbuat dari baja keras dengan jumlah gigi dan diameter ber-macam-macam sesuai dengan tenaga dan kecepatan putar yang diinginkan, unit pisau pemotong terletak dalam rangka pisau pemotong yang terbuat dari pipa besi, besi strip, besi lembaran yang ukurannya bermacam-macam, pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau berbentuk segitiga yang panjangnya 120 cm, unit roda sanggup diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang, motor penggagas bensin 3 HP – 2200 RPM dan penggunaan reaper dianjurkan pada tempat yang kekurangan tenaga kerja dan dioperasikan di lahan pertanian dengan kondisi baik.
Didasarkan kepada jenis transmisi traktor penggeraknya terdapat dua jenis mesin Reaperyaitu: (a) Sistem copot-gandeng (hitching) dan (b) Sistem gerak berdikari (self propeller) Bagian keseluruhan mesinreaperdapat dicopot dan digandengkan pada transmisi penggeraknya. Transmisi penggeraknya berupa boxtransmisi traktor roda dua lengkap dengan mesinnya.
Mesin Reaper 5 row |
Mesin Reaper 4 row |
Ada juga jenis windrower yang dipasangkan di depan traktor tangan, dan digerakkan oleh mesin traktor tangan tersebut. Pisau pemotongnya sanggup berupa tipe rotari atau gunting. Selanjutnya, mesin reaper yang mempunyai mesin penggagas sendiri sanggup dilihat pada Gambar 66.
Mesin Reaper penggagas (mesin) sendiri |
- Sebelum mengoperasikan mesin reaper, terlebih dahulu potong/panen padi dengan sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempat berputarnya mesin reaper.
- Sebelum mesin dihidupkan, arahkan mesin pada flora padi yang akan dipanen. Pemanenan dimulai dari sisi sebelah kanan petakan.
- Pemotongan dilakukan se-kaligus untuk 2 atau 4 baris flora dan akan terlempar satu tertumpuk di sebelah kanan mesin tersebut.
- Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan final di tengah petakan.
2. Mesin Binder
Binder bisa mempunyai bab pemotong untuk satu sampai empat alur tanam, tetapi jenis binder dengan dua alur (lebar potong sekitar 50 cm) lebih populer. Semua binder mempunyai mesin sendiri (self propelled). Padi yang telah dipotong akan eksklusif diikat menjadi 1 hinga 2 kg ikatan dan kemudian direbahkan ke satu sisi yang sama. Binder juga dilengkapi dengan alat pengangkat padi, yang dipergunakan untuk menggangkat padi yang rebah sebelum dipotong (Gambar 67).
Tali pengikatnya sanggup terbuat dari materi sintetis, serat atau jerami, dll. Tergantung perusahan yang membuatnya. Tali pengikat ini harus ditangani dengan baik dan dilarang basah. Ketinggian pemotongan, ukuran ikatan, tingkat kekencangan ikatan sanggup diatur. Biasanya binder dilengkapi dengan dua sampai empat kecepatan maju, dan satu atau dua kecepatan mundur. Mesin ini digerakkan oelhe enjin bensin berpendingan air dengan tenaga 3 sampai 5 hp.
Bagian pemotong biasanya mempunyai pisau tipe cutter bar. Kinerja mesin ini berkisar antara 40 sampai 80 menit per 10 are. Bila banyak padi yang rebah, maka kinerjanya pun akan menurun/terhambat.
Mesin Binder 4 row |
Mesin panen combine jenis ini dikembangkan di Jepang. Padi yang dipotong termasuk jeraminya, semuanya dimasukkan ke bab perontokan. Gabah hasil perontokan ditampung dalam tangki, dan jeraminya di tebarkan secara acak di atas permukaan tanah. Semua jenis combine ini dioperasikan dengan cara dikendarai (riding type). Lebar pemotongan berkisar antara1,5 sampai 6 meter. Namun yang terkenal yaitu 4 meter. Mesin sebagai sumber tenaga gerak yaitu sekitar 25 hp per 1 meter lebar pemotongan. Bagian penggagas majunya yaitu memakai roda, atau half-track type atau full-track type.
Gabah hasil perontokan sanggup ditampung pada karung atau tangki penampung gabah sementara. Bagian pemotong dari mesin ini yaitu hampir sama dengan bab pemotong dari binder, bab pengikatnya digantikan dengan bab perontokan. Kecepatan maju berkisar antara 0,5 sampai 1 m/detik. Dengan memperhitungkan waktu belok dan waktu pemotongan dengan manual di bab pojok lahan, biasanya waktu yang dibutuhkan untuk berkisar 30 sampai 70 menit per 10 are, jikalau lebar pemotongan 1 m.
Mesin Combine |
Keuntungan penggunaan combine pada waktu panen padi yaitu tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga kerja serta hasil panen sudah dalam bentuk gabah basah, sehingga mempermudah dalam proses pasca panen berikutnya, yaitu proses pengeringan dan pengupasan kulit padi.