a. Status
Status ialah keadaan atau kedudukan seseorang atau tubuh dalam hubungan dengan masyarakat. Status seseorang ialah label, kondisi, situasi dan keadaan yang disandang sebagai pembentuk dari jati diri. Manusia ialah makluk sosial dan makluk individual, sebagai makluk individual insan membawa status semenjak lahir (status yang dibawa semenjak lahir), contohnya jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia dan lain sebagainya (status ascribed). Sedang status sosial ialah status seseorang yang berafiliasi dengan achieved status dan assigned status. Achieved status ialah status sosial yang didapat seseorang lantaran kerja keras dan perjuangan yang dilakukan, contohnya kepemilikikan harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. Assigned status ialah status sosial yang diperoleh seseorang di lingkungan masyarakat yang bukan didapat semenjak lahirtetapi diberikan lantaran perjuangan dan kepercayaan masyarakat,misalnya seseorang yang jadikan kepala suku, ketua adat, sesepuhdan sebagainya.
Roleplay status adalah roleplay yang memainkan abjad tugas sesuai dengan statusnya. Peran ialah tokoh yang mempunyai hidup dan kehidupan di dunia lakon. Dengan mempunyai kehidupan, maka tugas bahwasanya mempunyai dan menyandang statusnya, baik status ascribed, status achivedmaupun status assigned. Memainkan status ascribedsama dengan memainkan diri sendiri dalam roleplay, sedang memainkan status achived dan status assigned sama dengan memainkan status yang disandang oleh status abjad tokoh peran.
Roleplay status yang pertama dilakukan oleh pemeran ialah roleplay yang memainkan diri sendiri atau same. Permainan roleplay hanya memainkan abjad yang ada padadiri sendiri, kondisi diri sendiri, dan status masyarakat diri sendiri. Roleplay status lebih gampang dan sangat mudah, lantaran tidak memainkan orang lain. Dalam permainan roleplay -nya tidak mencari citra orang lain, lantaran citra itu ada dalam dirinya sendiri. Misalnya memainkan abjad sebagai si “a” maka yang dimainkan ialah “a” sebagai anak, sebagai pelajar Sekolah Menengah kejuruan jurusan teater, sebagai penerima didikatau apapun yang ada dalam diri sendiri. Setelah sanggup memainkan diri sendiri, gres ditingkatkan dengan memainkan orang lain atau bermain sesuai dengan orang lain yang dimainkan.
Roleplay status yang kedua adalah roleplay yang memainkan abjad tugas yang ada disekitar kita atau yang kita saksikan keseharian. Roleplay ini melatih dalam memainkan abjad tugas yang beda dengan dengan diri sendiri. Perhatikan siapa saja yang ada disekitar lingkungan, sanggup guru, teman, pegawai administrasi, penjual atau tukang yang ada. Status tadi lalu deskripsikan dan rekam, bagaimana tingkah laku, cara bicara, dan pemikirannya, lalu tirukan status. Misalnya amati seorang guru, lalu deskripsikan dan buatlah citra guru tersebut, lalu tirukan. Lakukan pada status-status tugas yang lain (orang kaya, miskin, tukang becak, kuli batu, tukang bangunan, lurah, polisi, tentara, dokter dan lain-lain).
b. Peran
Peran ialah abjad tokoh yang dimainkan dalam permainan teater atau tugas juga sanggup diartikan sebagai fungsi dari kedudukan seseorang dalam suatu peristiwa. Karakter tokoh yang ada dalam lakon ialah wakil masyarakat yang ada dalam kehidupan. Karakter tokoh mempunyai kehidupan, lantaran abjad itu diambil oleh penulis lakon dari kehidupan nyata. Bayangan abjad tokoh yang hendak dituliskan dalam lakon itu ialah abjad yang hidup dalam kehidupan nyata. Ada juga abjad tokoh juga hasil dari rekontruksi psikologis penulis lakon, tetapi tetap saja abjad ialah hasil dari sekumpulan abjad yang ada dalam kehidupan nyata.
Peran juga sanggup diartikan sebagai fungsi, maksudnya sebagai fungsi dari sesuatu yang lain. Karakter tugas akan berfungsi bila padasuatu problem tertentu mengambil tugas tertentu. Misalnya penerima didik gres ada saat dalam kondisi dan situasi sekolah atau daerah dan lingkungan belajar. Peran guru gres ada bila dalam masyarakat, guru tersebut didudukan pada posisi guru atau sumber pengetahuan. Peran akan terlihat dan berfungsi bila tugas tersebut difungsikan atau diberi perhatian khusus dalam masyarakat tertentu, dan peran-peran ini yang akan dimainkan padapermainan teater.
Roleplay tugas adalah roleplay yang memainkan tugas yang ada dalam masyarakat. Peran tersebut sanggup tugas diri sendiri, maupun tugas orang lain. Peran disini sanggup tokoh yang dimainkan atau fungsi dari tugas tersebut sebagai apa. Peran-peran yang ada dalam sebuah dongeng diidentifikasikan, lalu dimainkan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Roleplayini melatih calon pemeran untuk terbiasa dalam memainkan peran-peran yang berbeda. Roleplayperan ini juga berfungsi untuk melatih calon pemeran untuk memahami obrolan yang diucapkan oleh tugas yang dimainkan sehingga tugas tersebut hidup. Dengan terbiasa memainkan roleplayperan ini, maka jiwa pemeran akan lebih fleksibel saat harus memain peran.
c. Konteks
Konteks ialah kondisi dimana suatu keadaan terjadi. Ada beberapa jenis konteks, yaitu: konteks fisik ialah konteks yang mencakup ruang, objek nyata, pemandangan dan lainnya yang bersifat fisik. Konteks berdasarkan menurut faktor sosio-psikologis ialah konteks yang menyangkut faktor-faktor menyerupai status orang yang terlibat dalam hubungan komunikasi, tugas mereka, dan tingkat kesungguhan. Menurut dimensi waktu, konteks mencakup hari dan rentetan kejadian yang dirasakan terjadi sebelum kejadian komunikasi. Konteks berafiliasi dengan situasi, latar belakang, lingkungan, dan kondisi dari suatu peristiwa.
Roleplay konteks ialah roleplay yang diubahsuaikan dengan keadaan atau kondisi dimana roleplay terjadi. Sedangkan bagi seorang pemeran, roleplay konteks berarti memainkan tugas sesuai dengan status peran, tugas (fungsi peran) dari tugas yang dimainkan dalam roleplay tersebut. Roleplay konteks ini akan melatih calon pemeran untuk bermain sesuai dengan situasi yang dihadapi. Situasi ini akan menghidupkan tugas yang dimainkan dan sanggup mencicipi jiwa tugas pada situasi tertentu. Misalnya berperan pada situasi perang, maka harus sanggup mencicipi situasi perang tersebut dalam memerankan perang, sehingga tugas tersebut hidup dan sanggup dirasakan oleh penonton.
Roleplaykonteks juga sebagai media latihan kerjasama dengan pemeran lain dalam suatu situasi yang sama yang hendak dibangun. Situasi atau suasana dongeng tidak hanya diciptakan oleh penulis lakon, tapi juga sanggup diciptakan oleh pemeran yang bekerjasama dengan unsur lain. Suasana dongeng juga sanggup diciptakan oleh kerjasama antar tugas dan roleplaybisa dipakai sebagai media latihan tersebut. Kunci utama ialah pemahaman terhadap konteks tugas tersebut dimainkan dan pemahaman terhadap pemeran lain yang membentuk suasana permainan.
d. Menulis dongeng
Menulis dongeng ialah langkah awal untuk memainkan roleplayberbasis teks. Langkah penulisan teks dongeng tidak menyerupai langkah kerja seorang penulis lakon atau sastrawan, yang memerlukan waktu berhari-hari untuk penelitian saat hendak menulis teks lakon. Menulis teks pada topik ini ialah diawali dengan memilih gagasan cerita, menulis kerangka cerita, membuat latar cerita, memilih abjad peran, dan meramu menjadi satu dalam karya tulis dongeng lakon yang siap dimainkan.
- Gagasan cerit, Gagasan dongeng ialah wangsit dongeng yang menjadi dasarcerita yang hendak dituliskan. Banyak yang menyebutkan bahwa wangsit atau gagasan sebagai tema. Ide dongeng sanggup darimana saja dan kapanpun sanggup muncul dipikiran penulis cerita. Ide dongeng atau gagasan dongeng tidak perlu dicari kemana-mana, wangsit dongeng banyak tersebar di lingkungan, asal kita sanggup menangkap dan mengolah. Metode atau cara yang dilakukan untuk mendapat wangsit atau gagasan dongeng ialah dengan mengamati semua hal yang ada disekitar kita. Proses pengamatan akan memunculkan kesadaran dalam diri dan pikiran kita. Misalnya, sekali waktu kita melihat atau menyaksikan seekor kucing yang sedang mencari makan di tong sampah. Setelah kita amati dengan seksama, ternyata kaki kucing tersebut hanya tiga. Dengan melihat kejanggalan tersebut, kita akan bertanya kenapa kakinya hanya tiga, bagaimana hingga kaki kucing hanya tiga. Proses berfikir dan mempertanyakan kejanggalan akan melahirkan wangsit atau gagasan cerita. Ketika wangsit atau gagasan sudah didapatkan, maka harus segera dituliskan dan ditentukan tujuan final dari gagasan dongeng tersebut. Makara wangsit atau gagasan dongeng tidak hanya didapat dari kehidupan manusia, tetapi sanggup dari kehidupan binatang, flora atau apapun yang ada disekitar kita. Yang dibutuhkan hanya kesadaran dan perilaku kritis mempertanyakan keadaan. Pertanyaan itu didasari oleh alasannya akhir dan ini yang akan menjalankan dongeng kita. Misalnya kenapa kucing itu kakinya hanya tiga? Mungkin lantaran disiksa orang, atau lantaran tertabrak kendaraan dan ini ialah sebagai penyebabnya. Akibatnya ialah kucing itu merana, kucing itu dibuang oleh pemiliknya dan hidup dari mencari makan ditong sampah. Ide atau gagasan sanggup juga didapat dari membaca dongeng orang lain. Ide atau gagasan boleh dari orang lain, tetapi dongeng besarnya harus disusun sendiri. Kalau hanya wangsit atau gagasan dari orang lain itu diperbolehkan dan ini dinamakan versi, tetapi bila menggandakan secara utuh dan hanya mengganti nama tugas yang ada, ini namanya plagiat.
- Kerangka cerit, Kerangka dongeng diumpamanak menyerupai tulang rangka manusia, yang memberi bentuk atau wujud dongeng yang sedang ditulis. Kerangka dongeng sanggup difungsikan sebagai batas biar dongeng yang ditulis tidak melebar kemana-mana. Ada sebagian orang menyebut kerangka dongeng sebagai plot, lantaran terdiri dari kejadian yang sedang berlangsung dalam cerita. Peristiwa yang terjadi dalam dongeng akan membuat suatu rangkaian kejadian dan menjalankan gerak dongeng hingga final cerita. Peristiwa dalam dongeng terjadi lantaran alasannya akibat. Peristiwa yang satu ialah akhir atau alasannya dari pertistiwa yang lain. Kerangka dongeng yang paling sederhana hanya terdiri dari pemaparan, konflik, dan penyelesaian atau awal, tengah dan akhir. Pemaparan atau awal, hanya berisi klarifikasi atau perkenalan tugas yang ada dalam cerita, lokasi atau daerah kejadian peristiwa, danwaktu kejadian berlangsung. Bagian awal atau pemaparan terkadang sudah memunculkan problem yang dihadapi oleh tugas yang ada, dan bagaimana mencari cara menuntaskan problem tersebut. Bagian tengah atau konflik berisi kejadian yang saling terkait dan menjadi problem pokok yang disodorkan pada penonton. Masalah membutuhkan penyelesaian atau tanggapan untuk menyelesaikannya. Peristiwa pada potongan tengah harus dibentuk semenarik mungkin sehingga membentuk jalinan kejadian yang indah. Pada potongan ini juga terjadi rintangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh tugas protagonis serta perlawanan yang dilakukan oleh tugas antagonis. Keinginan tugas protagonis dihalang bahkan digagalkan oleh tugas antagonis. Saling menyerang dan menghalangi antar tugas inilah yang menarik pada potongan tengah atau konflik. Bagian final dongeng berisi penyelesaian cerita, dimana semua pertanyaan dan problem menemukan tanggapan dan penyelesaian. Pertanyaan penonton terhadap jalannya dongeng juga terjawab dan penonton diperlukan mendapat pelajaran dan pencerahan dari dongeng yang disajikan. Pada potongan final tidak perlu disimpulkan atau diinformasikan penyelesaian dongeng kepada penonton. Biarkan saja penonton mendapat tanggapan sendiri dan merenungkan apa yang sudah dilihat dan didengar.
- Latar cerit, Menuliskan latar dongeng ialah menuliskan situasi daerah kejadian, citra daerah kejadian, dan waktu terjadinya peristiwa. Situasi, tempat, dan waktu yang menjadi latar dongeng sanggup hasil imajinasi, tetapi sanggup juga hasil observasi dan eksplorasi kehidupan keseharian. Observasi dilakuan dengan mengamati sebuah lingkungan keseharian yang sanggup mendukung hasil rancangan. Hasil pengamatan lalu ditulis secara detail sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dibaui. Proses observasi sekaligus mengeksplorasi tempat. Tempat itu sanggup daerah sepi, ramai, bising, situasi yang sibuk, mencekam, kotor dan bau. Semua hasil observasi dan eksplorasi dicatat dan sanggup menjadi materi latar cerita. Pengambaran latar dongeng akan berbeda setiap orang, lantaran sudut pandang yang dipakai juga berbeda. Selain itu juga sangat dipengaruhi oleh kepekaan atau sensitifitas jiwa penulis. Misalnya saat mengamati sebuah taman sudut kota, orang sanggup menuliskan segala apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang dibaui. Tetapi bagi sebagian orang lain, mungkin sanggup menuliskan apa yang dirasakan, dan itu akan menghipnotis hasil pengamatan. Untuk mempersiapkan latar cerita, maka tuliskan dan deskripsikan sebanyak mungkin hasil pengamatan dan eksplorasi dari beberapa tempat. Jangan hanya menuliskan suasana dan daerah dalam satu kata, lantaran akan memunculkan tafsir yang berbeda.
- Karakter pera, Peran ialah makluk hidup yang mempunyai hidup dan kehidupan didunia lakon hasil imajinasi penulis. Peran harus hidup, dalam artian mempunyai dimensi kehidupan atau mempunyai karakter. Karakter sanggup jahat, baik, bodoh, jenius, kaya, miskin, dan lain-lain. Tugas seorang penulis lakon ialah mendiskripsi secara ringkas peran. Karena tugas itu hidup, maka perlu dijelaskan identitas dari tugas tersebut, contohnya nama, umur, jenis kelamin, bentuk fisik, jabatan dan sisi kejiwaan. Hal ini penting sebagai citra awal bagi seorang calon pemeran saat hendak memainkan tugas tersebut. Penulis lakon harus melaksanakan observasi untuk mencari citra tugas yang hendak ditulis, baik dari kehidupankeseharian atau yang ada di lingkungan ataudari kenangan yang pernah dialami. Lakukan observasi dan tulis secara detail tugas tersebut. Susun semua tugas dalam satu susunan tugas yang akan mengisi kehidupan dunia lakon. Detail yang harus dideskripsikan ialah ada dan bagaimana tokoh mengenakan pakaian, bagaimana profil kepribadian tokoh dengan mengacu kepada sejarah singkat kehidupannya. Langkah selanjutnya ialah meletakan tugas yang telah ditulis ke dalam latar dongeng yang telah dibuat. Peran ditulis secara sederhana dengan acara spesifik, contohnya seorang bapak sebagai guru yang dibenci penerima didiknya. Penjelasan yang lebih detail sanggup dimasukkan dalam obrolan yang akan diucapkan oleh tugas yang ada dalam lakon tersebut.m tugas menjadi hidup, dengan membuatnya bicara atau beraksi. Membuat tugas bicara sanggup dilakukan dengan mempertemukan dua tugas atau lebih dalam suatu suasana dan problem yang telah dirancang. Buatlah konflik antar tugas dan konflik itu sanggup sederhana, tapi sanggup juga konflik yang rumit. Konflik sederhana sanggup lantaran adanya kesalahpahaman yang berakhir dengan kerumitan dan penyelesaian. Peran sanggup hidup lantaran penulis membuat rintangan terhadap harapan peran. Dengan adanya rintangan, tugas tersebut akan membuat dan mencari strategi yang dirasakan kongkret sanggup dilakukan, juga akan membuat obrolan yang wajar.