ADS

Mengolah Tanah Secara Mekanis

Mengolah tanah yaitu membalik dan menggemburkan struktur tanah semoga menjadi gembur, sehingga memudahkan perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan memudahkan akar tumbuhan menyerap unsur hara. Kegiatan pengolahan tanah akan sangat mempengaruhi proses budidaya selanjutnya. Pengolahan tanah sangat penting artinya, sehingga masuk akal jikalau penemuan dalam acara ini terus dilakukan semoga didapatkan hasil yang lebih baik.

Awal mulanya pengolahan tanah dilakukan dengan tenaga insan (dicangkul) dan tenaga hewan. Namun  seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi maka diciptakanlah banyak sekali macam alat dan mesin pertanian yang berfungsi untuk membantu insan dalam acara pengolahan tanah, sehingga diperoleh hasil yang maksimal.

Pembajakan dilakukan dengan binatang ternak, menyerupai kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor, laba pembajakan dengan traktor yaitu cepat, gampang dan relatifmurah. Pembajakan untuk cabai dibedakan menjadi pembajakan ringan, sedang, dan dalam. Setelah pembajakan lahan dikerjakan, kemudian secara sedikit demi sedikit lahan dikeringkan dan digaru untuk memecahkan bongkahan-bongkahan tanah menjadi struktur yang lebih halus. Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau oleh alat bajak dan alat garu. Pencangkulan dilakukan pada tanah tegalan yang arealnya relatif lebih sempit.

Mengkondisikan lahan untuk pengolahan secara mekanis 

Salah satu laba dari pengolahan secara mekanis yaitu sanggup dilakukan dengan lebih cepat, sehingga sanggup memperpendek waktuyang diharapkan dalam budidaya secara keseluruhan.  Dalam mengolah tanah secara mekanis, lahan yang akan diolah harus dikondisikan terlebih dahulu sehingga siap untuk diolah. Ada beberapa hal yang perlu disiapkan semoga lahan siap untuk diolah secara mekanis, yaitu :

Topografi (kenampakan permukaan lahan)

Traktor sanggup bekerja pada lahan dengan topografi yang terbatas. Untuk traktor roda empat sebaiknya jangan melebihi 20°. Apabila lahan terlalu miring, traktor bisa terguling. Lahan yang bergelombang juga akan kuat terhadap hasil pengolahan. Sebaiknya lahan yang demikian dibentuk berteras sehingga lahan bisa memenuhi syarat untuk diolah secara mekanis. Selain itu, traktor sebagai kendaraan beroda, memerlukan jalan dan jembatan untuk memasuki lahan yang akan diolah.

Pembuatan teras, jalan, dan jembatan tidak dibahas dalam modul ini.

Vegetasi (tanaman yang tumbuh di lahan)

Batang tumbuhan dan sisa tumbuhan yang cukup besar akan menghambat implemen masuk ke dalam tanah, sehingga hasil pengolahan tidak efektif. Batang tumbuhan yang elastis tetapi kuat (liat) akan tergulung oleh putaran mesin rotari, sehingga akan menambah beban dan sanggup merusak mesin. Akar tumbuhan yang kuat (liat) dan saling bekerjasama akan mengikat tanah sehingga susah untuk diolah. Vegetasi yang sekiranya mengganggu harus dipindakan dari lahan atau dihancurkan.Vegetasi tersebut bisa dibabat dengan parang/arit. Sekarang sudah ada mesin pemotong yang digerakkan oleh traktor. Namun cara pengoperasiannya tidak dibahas pada modul ini.

Bebatuan

Bebatuan yang besar dan keras, apabila tertabrak oleh implemen, sanggup merusak implemen.Mata bajak singkal atau piringan bisa pecah, sedangkan pisau mesin rotari bisa patah.Batu-batu yang besar harus disingkirkan terlebih dahulu dari lahan sebelum diolah, dengan cara dicongkel dengan linggis atau digali dengan cangkul. Batu yang telah tergali sanggup diangkat untuk disingkirkan ke tepi lahan.Sedang batu-batu yang kecil sanggup disingkirkan sesudah lahan \diolah.

Kadar air tanah

Kondisi kadar air tanah akan mempengaruhi sifat dari tanah itu sendiri. Pada tanah yang terlalu kering, tanah akan sangat keras dan padat. Apabila diolah, akan memerlukan implemen yang kuat dan daya tarik traktor yang sangat besar. Sehingga pengolahan akan tidak efisien. Tanah hasil  olahan berpariasi dari bongkahan besar hingga tanah yang hancur. Selain itu juga menjadikan abu yang berterbangan.Apabila tanah dibasahi, tanah akan melunak. Hal ini ditandai dengan berubahnya warna tanah menjadi lebih gelap. Namun apabila tanah diambil  dan digulung-gulung tidak liat dan tidak lengket, namun remah (pecah-pecah). Kondisi ini cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan pada kondisi ini sering dinamakan pengolahan tanah kering.

Apabila tanah dibasahi lagi, tanah akan liat dan lengket.  Apabila diolah, akan lengket di implemen dan roda traktor. Hasil pengolahan tidak akan tepat (tidak efektif). Sementara putaran roda traktor gampang slip. Tanah dalam kondisi ini, kemampuan menyangganya sangat rendah, sehingga traktor yang memasuki lahan, rodanya akan masuk ke dalam tanah.

Apabila tanah lebih dibasahi lagi, tanah akan menjadi lumpur. Tanah tidak akan lengket lagi namun sanggup mengalir. Kondisi ini juga cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan pada kondisi ini sering dinamakan pengolahan tanah basah.

Subscribe to receive free email updates:

ADS