ADS

Sistem Reproduksi Binatang Unggas Jantan

Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis (T), epididimis (Ep), duktus deferens (D.d.) dan organ kopulasi pada kloaka (Cl), secara lengkap ditunjukkan pada gambar 3.

Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis  Sistem Reproduksi Hewan Unggas Jantan
Gambar 3. Organ Reproduksi unggas Jantan (UKAG, 2011)
Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya elips dan berwarna terang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai sebuah susukan sperma yang berjulukan vas defferens serta sebuah kloaka yang menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut. Alat reproduksi unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok dan alat kelamin pelengkap. Alat kelamin pokok ialah organ yang pribadi membentuk spermatozoa yaitu testis. Alat kelamin perhiasan terdiri atas susukan yang menuju kloaka yaitu epididymis, vas defferens, dan papillae.

Testis pada unggas berbentuk bundar ibarat kacang, terletak ventral dari lobus anterior ginjal. Ukuran testis tidak selalu konstan, alasannya ialah menjadi besar pada dikala ekspresi dominan kawin. Bagian kiri sering lebih besar dari bab kanan. Pinggir medial testis sedikit konkaf dan mempunyai penjuluran kecil pipih yang dianggap sama ibarat epididimis pada mammalia. Dari situlah keluar susukan vas defferens yang secara bergelombang-gelombang lateral terhadap ureter masuk ke dalam kloaka.

Unggas jantan berbeda dari ternak piaraan lainnya, alasannya ialah testis tidak turun dalam skrotum tetapi tetap dalam rongga badan. Testis menghasilkan sperma untuk membuahi telur yang berasal dari binatang betina. yang berbentuk bundar kacang tersebut besarnya berbeda-beda berdasarkan umur dan besar unggas. Permukaan diselaputi oleh suatu jaringan fibrosa yang berpengaruh yang diteruskan kedalam membentuk kerangka penunjang tenunan .

Masing-masing vas defferens menuju papilae yang berfungsi sebagai organ cadangan yang mengalami rudimenter. Papilae ini terletak di bab tengah dari kloaka .

Testis 

Testis berjumlah sepasang terletak pada bab atas di abdominal kearah punggung pada bab anterior final dari ginjal dan berwarna kuning terang. Berbeda dengan binatang lainnya, testis unggas tidak terletak di dalam skrotum (Nesheim et al., 1979). Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan disebut sperma (Nalbandov, 1990).  Berat dari pasangan sekitar 14 gram, dan masing - masing mempunyai berat 7 gram.

Testis ayam jantan terletak di rongga tubuh akrab tulang belakang, menempel pada bab dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium, berdekatan denganaorta dan vena cavar, atau di belakang paru-paru bab depan dari ginjal. Meskipun akrab dengan rongga udara, temperatur testis selalu 410 C hingga 43O C alasannya ialah spermatogenesis (pembentukan sperma) akan terjadi pada temperatur tersebut.

Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis  Sistem Reproduksi Hewan Unggas Jantan
Gambar 4. Testis pada ayam jantan
Testis ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem. Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang lunak. Bagian dalam dari testis terdiri atas tubuli seminiferi (85% hingga 95% dari volume testis), yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis, dan jaringan intertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel Leydig) tempat disekresikannya hormon steroid, androgen, dan testosteron. Besarnya testis tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan.

Epididimis 

Epididimis berjumlah sepasang dan terletak pada bab sebelah dorsal testis . Epididimis berfungsi sebagai jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju cauda Epididymis .

Duktus deferens

Jumlahnya sepasang, pada ayam jantan muda kelihatan lurus dan pada
ayam jantan bau tanah tampak berkelok-kelok. Letak ke arah kaudal, menyilang
ureter dan bermuara pada kloaka sebelah lateral urodeum. 23
Saluran deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu bab atas yang
merupakan muara sperma dari testis, serta bab bawah yang merupakan
perpanjangan dari susukan epididimis yang disebut susukan deferens.
Saluran deferens ini hasilnya bermuara di kloaka pada tempat proktodeum
yang berseberangan dengan urodium dan koprodeum. Di dalam susukan
deferens, sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum
diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65%
bab distal susukan deferens.

Organ kopulasi

Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang papila kecil yang terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan rudimeter dari organ kopulasi. Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12 hingga 18 cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma dikala terjadinya kopulasi.

Mekanisme Spermatogenesis

Spermatogenesis ialah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di epitelium (tubuli) seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dan hipofisis (pituitaria bab depan). Tubuli seminiferi ini terdiri atas sel sertoli dan sel germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam tiga fase, yaitu fase spermatogenial, fase meiosis, dan fase spermiogenesis yang membutuhkan waktu 13 –14 hari.

Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)

Hampir semua spesies binatang tingkat tinggi terutama mamalia mempunyai proses spermatogenesis yang hampir sama, dalam pembahasan ini akan di jelaskan mengenai proses spermatogenesis pada manusia. Berikut ialah proses pembentukan dari sperma itu sendiri.

Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis terdapat tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat sel  –sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa. Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang mensekresikan hormon testosterone yang berperan pada proses spermatogenesis.

Pada masa pubertas, spermatogonia membelah diri secara mitosis sehingga menghasilkan lebih banyak spermatogonia. Pada manusia,spermatogonia mengandung 23 pasang kromosom atau 46 kromosom (diploid). Beberapa spermatogonia membelah diri kembali, sedangkan lainnya berubah menjadi spermatosit primer yang juga mengandung kromosom sebanyak 46 kromosom. Sel–sel spermatosit primer tersebut kemudian membelah secara meiosis menjadi dua spermatosit sekunder yang jumlah kromosomnya menjadi setengahnya (23 kromosom haploid). Selanjutnya spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis menjadi empat spermatid. Jadi, spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis I yang menghasilkan dua spermatosit sekunder. Selama pembelahan meiosis II, kedua spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan empat spermatid. Selanjutnya spermatid berdiferensi menjadi sel kelamin dewasa(masak) yang disebut spermatozoa atau sperma. Ini juga mempunyai 23 kromosom (haploid). Pada insan proses spermatogenesis berlangsung setiap hari. Siklus spermatogenesis berlangsung rata–rata 74 hari. Artinya, perkembangan sel spermatogonia menjadi spermatozoa matang memerlukan waktu rata–rata 74 hari. Sementara itu pemasakan spermatosit menjadi sperma memerlukan waktu dua hari.proses pemasakan spermatosit menjadi sperma dinamakan spermatogenesis dan terjadi didalam epidemis.

Sperma  bakir balig cukup akal terdiri dari tiga bab yaitu kepala, bab tengah dan ekor (flagelata). Kepala sperma mengandung nucleus. Bagian ujung kepala ini mengandung akrosom yang menghasilkan enzim yang berfungsi untuk menembus lapisan –lapisan sel telur pada waktu fertilisasi. Bagian tengah sperma mengandung mitokondria yang menghasilkan ATP sebagai sumber energy untuk pergerakan sperma. Ekor sperma berfungsi sebagai alat gerak.

Subscribe to receive free email updates:

ADS