ADS

Jenis Dan Fungsi Hormon Pada Ruminansia

Hormon menciptakan suatu reaksi tetapi tidak menjadi bab integral dari reaksi tersebut. Dalam suatu rantai kegiatan, sebuah kelenjar sanggup menghasilkan hormon yang mensetimulir kelenjar lain untuk menghasilkan hormon kedua, bahkan sanggup menstimulir kelenjar ketiga untuk menghasilkan hormon sebelum sasaran organ selesai terstimulir. Selain itu, juga terjadi interaksi antara hormon yang merupaka produk selesai yang menekan produksi kelenjar produsen. Hormon sanggup diklasifikasikan dalam beberapa cara. Berdasarkan struktur kimianya, hormon sanggup dibagi dalam tiga kelas, yaitu :

a)  Hormon protein atau polypeptida.
     Hormon ini terbentuk dengan mengikat sejumlah asam amino dan berat molekulnya antara 300 hingga 70.000. Hormon ini larut dalam air, terdenaturasi oleh enzim, asam kuat, basa berpengaruh atau panas yang sanggup menginaktifkan fisiologinya. Agar aktif secara fisiologis, maka hormon ini sebaiknya diberikan secara sistemik (intra vena, intra muskuler atau sub kutan) dibandingkan secara oral.

b)  Hormon steroid
     Steroid ialah kelas khusus lipida yang mempunyai konfigurasi tetrasiklik. Berat molekulnya antara 300  –400. Semua hormon steroidmemiliki kholesterol sebagai  perkursor.  Hormon steroid tidak larut dalam air tetapi larut dalam eter dan pelarut lain yang sanggup mengekstraksi lipida dari jaringan atau darah. Beberapa steroid sanggup diserap melalui susukan gastrointestinal, tetapi efektifitasnya biasanya agak berkurang kalau dibandingkan bila diberikan secara parenteral. Estrogen natural biasanya lebih efektif daripada progresteron natural atau androgen kalau diberikan secara oral.

c)  Hormon derivat phenol
     Hormon ini mempunyai berat molekul 400, contohnya  epenephrineyang disekresi oleh modula adrenal dan  thyroxineyang disekresikan oleh kelenjar  thyroid.  Hormon kelas tiga ini ialah hormon reproduksi sekunder.

Tabel 5. Hormon-hormon penting yang mengatur reproduksi

Hormon menciptakan suatu reaksi tetapi tidak menjadi bab integral dari reaksi tersebut Jenis dan Fungsi Hormon pada Ruminansia

Hormon menciptakan suatu reaksi tetapi tidak menjadi bab integral dari reaksi tersebut Jenis dan Fungsi Hormon pada Ruminansia

Hormon menciptakan suatu reaksi tetapi tidak menjadi bab integral dari reaksi tersebut Jenis dan Fungsi Hormon pada Ruminansia

Hormon menciptakan suatu reaksi tetapi tidak menjadi bab integral dari reaksi tersebut Jenis dan Fungsi Hormon pada Ruminansia

Menurut cara kerjanya, hormon-hormon reproduksi sanggup dibagi dalam 2 kelompok, yaitu  hormon-hormon reproduksi primerdan hormon-hormon reproduksi sekunder. Hormon-hormon reproduksi primer secara pribadi menghipnotis aspek reproduksi ibarat spermatogenesis, ovulasi, kelakuan kelamin, fertilisasi, pengangkutan ovum, implantasi, kebuntingan, kelahiran, laktasi dan kelakuan induk. Sedangkan hormon-hormon sekunder diharapkan untuk mempertahankan dan kesejahteraan umum serta keadaan metabolik suatu organisme yang memungkinkan terjadinya reproduksi. Pada umumnya kelompok hormon ini menghipnotis pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme serta bersifat permisif dalam kerjanya reproduksi. Artinya hormon-hormon ini mempertahankan keadaan metabolik individual dan memberi efek penuh pada hormon-hormon reproduksi primer. Oleh alasannya ialah itu, reproduksi ialah hasil kerjasama banyak sekali kerja endokrin terhadap organ sasaran dan reaksi-reaksi khusus di dalam tubuh.

Hormon juga sanggup dikelompokkan berdasarkan kawasan asalnya, yaitu hypothalamus, hypophyse, gonad (testes dan ovarium) dan beberapa lainnya ibarat prostaglandin dari uterus, majemuk hormon dari plasenta atau yang dihasilkan oleh unit plasenta fetus selama kebuntingan. Gambar  19. menawarkan secara sekematis sistem kontrol utama yang mengatur reproduksi. Sedangkan Tabel 5. menawarkan kelenjar endokrin, hormon penting dan fungsinya dalam proses reproduksi. Pengelompokan ini bertujuan untuk menyederhanakan, alasannya ialah reproduksi ialah suatu  sistem  yang kompleks yang di dalamnya  sistem  syaraf-endokrin berinteraksi di antara  komponen-komponennya, gonad dan bagian-bagian lain sistem reproduksi.


Hormon menciptakan suatu reaksi tetapi tidak menjadi bab integral dari reaksi tersebut Jenis dan Fungsi Hormon pada Ruminansia
Gambar 19.  Sistem Kontrol Reproduksi
(Sutarto, 2013)

Hipothalamus merupakan bab otak yang terletak di atas kelenjar hipophise.  Bagaimana hipothalamus mengatur kegiatan dari hipophise anterior? Neuron dari kelenjar tersebut mensintesis hormon yang merangsang atau menekan dikeluarnya hormon-hormon hipophise. Hormon-hormon inidikeluarkan dari terminal syaraf dan berdifusi masuk ke dalam kapiler-kapiler dari hypothalamus-hypophyseal portal system (Gambar 19.)Hormon-hormon hipothalamus diketahui sebagai hormon/faktor pelepas atau penghambat. Hormon yang pribadi berafiliasi dengan reproduksi ialah Gonadotrophin Releasing Hormon . Faktor

(GnRH/GnRF) yang menyebabkan dilepaskannya Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Perlu diingat bahwa ada satu hormon pelapas untuk FSH dan LH. Untuk prolaktin atau PRL atau Luteotrophic Hormone/LTH terdapat satu hormon penghambat (PIH/PIF). GnRH merupakan peptida kecil (dibentuk oleh 10 macam asam amino) dan telah sanggup disentesis secara buatan. PIH belum sanggup diisolasi, tetapi telah diyakini merupakan dopimina. Diperkirakan semua hormon hipothalamus ialah peptida kecil.

Hormon dari hipofise anterior yang berafiliasi dengan reproduksi diketahui merupakan gonadotrophin (gonad loving). Hormon-hormon ini merupakan FSH dan LH. Semua hormonhipophise anterior ialah glikoprotein dan mempunyai struktur yang rumit. Hormon tersebut belum sanggup disintesis secara buatan. Hipophyse posterior menyimpan dan mengeluarkan 2 jenis hormon yang dihasilkan oleh neuron tertentu dalam hipothalamus, yang aksonnya menjalar dari hipothalamus hingga ke hipophise. Oksitosin merupakan salah satu yang berafiliasi dengan reproduksi. Kedua hormon tersebut merupakan peptida dengan 9 macam asam amino dan sanggup disintesis secara buatan. Hormon utama yang dihasilkan oleh testes ialah androgen (termasuk testosteron) dan estrogen, ditambah sejumlah besar protein termasuk inhibin. Inhibin yang baru-baru ini sanggup dipurifikasi ialah protein kecil. Sel intestisial dan sel leydig dari testes menghasilkan steroid, sedangkan inhibin dibuat oleh sel setroli (steroid berasal dari asetat dan kholesterol).

Hormon utama dari ovarium yaitu estrogen, androgen dan protein, sperti inhibin, disintesis oleh sel-sel dari folikel dan juga progresteron yang dihasilkan oleh  corpusluteum (CL). CL juga sekurang-kurangnya menghasilkan 2 hormon polipeptida yaitu relaksin (terutama selama masa kebuntingan) dan oksitosin. Prostaglandin (PGF2α) merupakan sekelompok lemak yang larut dalam asam yang banyak ditemui hampir diseluruh bab dari tubuh. PGF2α dihasilkan oleh uterus dan ditransportasikan oleh suatu prosedur arus balik (counter-curent mechanism) ke ovarium. PGF2α dan PGE2α juga dihasilkan oleh folikel-folikel sebelum ovulasi.

Harus dicatat bahwa protaglandin berbeda dengan hormon biasa dalam hal fungsinya sebagai hormon lokal yang sangat kuat, efektif pada atau erat lokasi pembentukkannya. Konsentrasinya dalam darah rendah (dibandingkan dengan hormon lain) alasannya ialah cepat dipecah di paru-paru dan di hati. Hormon dari plasenta yang termasuk steroid dan chorionic gonadotrophin akan dibahas dalam topik kebuntingan.

Subscribe to receive free email updates:

ADS