ADS

Hormon Pada Unggas

1)  Hormon

     Hormon yang mempengaruhi proses reproduksi pada ayam betina terutama dipengaruhi oleh hormon yang dihasilkan dari kelenjar pituitari dan ovarium. Kelenjar pituitari dibagi dalam dua lobus yaitu pituitari anterior (adenohipofisa)dan pituitari posterior (neurohipofisa). Pituitari anterior menghasilkan hormon reproduksi dan hormon metabolisme.


Hormon reproduksi mencakup :
  • Follicle Stimulating Hormon (FSH),
  • Luteinizing hormon (LH), 
  • Luteotropic hormon (prolaktin/LTH)
Sedangkan hormon metabolisme mencakup :
  • Growth hormon (GH),
  • Adrenocorticitropin (ACTH), 
  • Tyrotropin (TSH), 
  • Melatonin (MSH).
Pituitari posterior menghasilkan hormon oxytocin dan vasopressin. Ovarium menghasilkan hormon estrogen, progesteron dan androgen.

Follicle Stimulating Hormon(FSH) yaitu hormon gonadotropin yang menunjang aktivitas. Fungsi hormon FSH yaitu menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium dan mengaktifkan kerja ovarium untuk mempersiapkan ayam betina bereproduksi (Jull, 1951). Hormon FSH mempunyai berat molekul antara 30.000-67.000 Dalton. FSH mempunyai sifat larut dalam air dan molekul cukup stabil pada pH 4-11. Titik isoelektrik FSH pada pH 4,8. Pada umumnya FSH mengandung fruktosa, heksosa, heksosamin, dan asam sialat. Asam sialat berperan penting untuk fungsi biologi FSH, kalau asam sialat dihancurkan atau lepas dari rangkaian asam amino maka FSH kehilangan daya kerja.

Luteinizing hormon(LH) yaitu hormon gonadotropin yang perperan dalam proses ovulasi folikel  yolk  yang telah masak. Hormon LH merobek membran vetilen folikel pada cuilan stigma sehingga ovum bisa diovulasikan dari ovarium.

Hormon LH memilki berat molekul sekitar 32.000 Dalton dengan jumlah asam amino kurang lebih 216.Molekul LH terdiri atas 2 sub unit yaitu sub unit alfa dengan jumlah asam amino sedikit (96 buah) dan sub unit beta mempunyai asam amino banyak (120 buah). Hormon LH mengandung sedikit asam sialat (Partodiharjo, 1992).

Luteotropic hormon(prolaktin/LTH) yaitu hormon yang dihasilkan dari pituitari anterior yang besar lengan berkuasa negatif terhadap kerja hormon gonadotropin. Hormon prolaktin menimbulkan sifat mengeram dan berhentinya produksi telur.

Hormon prolaktin pada ayam secara alami disekresi pada selesai periode bertelur. Mekanisme terjadinya mengeram diawali dari hasil selesai acara hormon endokrin yang merupakan perantara untuk sekresi vasoactive intestinal polypeptide(VIP) yang merupakan 28 asam amino neuropeptide.  VIP dihasilkan dari cuilan utama hipotalamus yang mengaktifkan sekresi prolaktin dari pituitari anterior. Hormon prolaktin mempertahankan kebiasaan mengeram dengan adanya agresi gen reseptor prolaktin. Hormon prolaktin pada merpati menimbulkan sekresi susu tembolok. Hormon prolaktin terdiri dari 198 asam amino yang memilki berat molekul sekitar 23.300 Dalton dengan titik isoeletrik pada pH 5,7.

Hormon oksitosin yaitu hormon yang disekresi dari pituitari posterior. Hormon oksitosin perperan terhadap proses peneluran (ovoposition) yaitu menstimulasi kontraksi oviduk untuk menggerakkan telur keluar dari oviduk. Injeksi hormon oksitosin secara intravena bisa menpercepat proses peneluran dan menstimulasi ayam untuk bertelur.

Hormon estrogen yaitu hormon steroid yang dihasilkan ovarium, tersusun atas 18 atom karbon dengan inti steroid cyclopentano perhydro phenanthren. Hormon estrogen berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan folikel serta menstimulasi pelepasan LH.

Fungsi hormon estrogen yang lain meliputi:
  • mempengaruhi perkembangan abjad seksual sekunder betina,
  • mempengaruhi pigmentasi bulu spesifik bagi ayam betina, 
  • mempengaruhi perkembangan oviduk untuk persiapan bertelur, 
  • mempengaruhi perkembangan tulang pubis dan kloaka sehingga mempermudah proses bertelur, meningkatkan metabolisme kalsium untuk pembentukan kerabang telur, 
  • meningkatkan metabolisme lemak untuk pertumbuhan yolk, 
  • mempengaruhi tingkah laris kawin dan mengeram. 
Hormon progesteron dihasilkan dari epiteliun supervisial ovum. Hormon progesteron berfungsi menstimulasi hipotalamus untuk mengaktifkan factor releasing hormone biar memacu sekresi LH dari pituitari anterior. Fungi yang lain yaitu bersama androgen mengatur perkembangan oviduk untuk sekresi albumen dari magnum. Pemberian progesteron dengan takaran tinggi akan menimbulkan folikel atresia, ovulasi terhambat dan insting keibuan.

Progesteron, yang bekerja terhadap hormon releasing factor pada hipothalamus, menimbulkan terlepasnya Luteinizing Hormone(LH) dari pituitari anterior yang selanjutnya menimbulkan terlepasnya sebuah yolk yang telah masak dari ovarium. Progesteron juga penting untuk menjalankan fungsi oviduk. Ketika yolk turun melalui oviduk, bahan-bahan telur lainnya dibuat di sini.Pengeluaran telur dari oviduk

kemungkinan juga dipengaruhi oleh kontrol hormonal. Injeksi ekstrak pituitari posterior akan menimbulkan pengeluaran sebuah telur dari juterus. Namun, penghilangan pituitari posterior tidak menghilangkan kemampuan pengeluaran telur (oviposisi).

Hormon androgen pada ayam betina berperan dalam pertumbuhan jengger, sifat bertarung dan membantu sekresi albumen dari magnum. Sekresi hormon-hormon pada ayam dipengaruhi oleh cahaya. Cahaya berafiliasi dengan waktu biologi (circadian clock) yang diatur oleh kelenjar pineal dalam mensekresikan melatonin yang bisa mengatur acara harian ayam. Kelenjar pineal menghasilkan hormon melatonin yang disekresikan pada malam hari sehingga tidak ada acara pada malam hari. Hormon melatonin berperan dalam mengatur ritme harian dan fungsi fisiologis bagian-bagian lain.

Cahaya alami dan buatan menimbulkan proses peneluran terjadi lebih awal. Hasil produksi optimal pada ayam sanggup dicapai dengan pencahayaan secara kontinyu selama 12-14 jam. Cahaya berwarna merah dan orange mempunyai dampak stimulasi yang lebih kuat terhadap hipofisis dan gonad. Gambaran prosedur kerja hormon dan organ sasaran pada ayam betina disajikan pada gambar 20.

Subscribe to receive free email updates:

ADS